Selasa, 23 Desember 2008

Metode Pengujian Standar Pengujian Korosi imersi dari Material Keramik

Bagian I UMUM


1.1 Standar ini menjelaskan prosedur selama pelaksanaan korosi celup untuk evaluasi material keramik.
1.2 Prosedur pengujian dijelaskan dalam standar ini termasuk :
a. Persiapan specimen pengujian
b. Pengujian alat
c. Pengujian kondisi pencahayaan
d. Pengujian tempat pembersihan
e. Penjumlahan rasoi korosi
f. Laporan hasil pengujian
1.3 Material keramik modern sangat banyak macamnya dalam komposisi proses dan sifat. Macam bagian dari standar ini mungkin lebih atau kurang aplikatif untuk material eramik yang khusus, berkembang dalam konduktivitas elektrik, porosity dan kekerasan seperti sifar mekanik dan fisik dan mikrostruktur utama.
a. Beberpa keramik memper timbangkan brittle dan sifat ini seharusnya dipertimbangkan selama bagian dari material keramikuntuk pemberian pelayanan
1.4 Prosedur umum diperkenalkan dalam standar ini untuk pengujian korosi material keramik meliputi:
a. Didapatkan sampel pengujian yang tepat dari material keramik.
b. Membersihkan dan mempertimbangkan sampel pengujian.
c. Membeberkan sampel pengujian untuk lingkungn korosif selama sejumlah waktu yang tepat.
d. Membebaskan sampel pengujian dari lingkungan korosif; membilas, mengeringkan, dan mempertimbangkan kembali sampel pengujian.
e. Membersihkan sampel pengujian dari produk korosi dan mempertimbangkan kembali pembersihan sampel pengujian.
f. Menghitung rasio korosi uniform secara acak dalam skala berat dan rasio korosi localized maksimum
· Penyerapan karat yang mungkin digunakan dalam dasar ukuran kehilangan berat dari poros material keramik yang tak berarti jia karat tidak dapat membebaskan dan sampel pengujian dikeringkan lebih dahulu untuk kondutivitas evaluasi tempat pencahayaan.
· Tambahan pemeriksaan dan analisis yang mungkin dilakukan sebagai usulan dalam appendix A menuju ukuran yang lebih lanjut secara alami dsari penyerangan korosi atau ditaksir impaknya dalam kekuatan flexural dari9 material keramik
g. Melaporkan hasil.
1.5 Informasi penting yang dibutuhkan untuk karakteristik sampel pengujian keramik
a. Sifat dari material keramik seperti masa jenis dan porosity digunakan dalam konversi kehilangan beratuntuk rasio korosi uniform acak.Sifat material keramik sering digunakan untuk sejumlah informasi mengenai komposis, proses dn mikrostruktur material. Dalam bentuk poros material keramik yang memiliki masa jenis yang jelas adalah tipe yang digunakan, tetpi seharusnya ini dicatat dengan hasil.
b. Dimensi sampel pengujian bentuk dan kekasaran harus ditentukan
1.6 Beberapa metode pengujian digunakan untuk pencahayaan sampel pemgujian logam untuk lingkungan korosifyang dapat digunakan dengan baik untuk sampel pengujian fabrikasi dari material keramik. Metode pengujian yang diberikan dalam beberapa standar yang ada untuk laboratorium dan evluasi lapangan, meliputi:
a. Teknik pemeriksaan visual dan mikroskopik untuk mendeteksi corrosion localized pada sample pengujian logam diikuti expose untuk laboratorium atau lingkungan terbuka juga pantas untuk evaluasi material keramik. Metode pengujian untuk laporan pemeriksaan korosi local diberikan dalam ASTM G 46.
b. Metode pengujian untuk menetukan ketahanan korosi material keramik seharusnya terus – menerus dengan prosedur yang diberikan pada standar ASTM
1.7 Pengujian korosi sendiri tidak mungkin menyediakan cukup informasi untuk evaluasi penuh material keramik. perubahan dalam sifat kimia setelah di expose dapat digunakan untuk menyediakan informasi.




Bagian II : Preparasi sample pengujian


2.1 Material keramik modern dapat terdiori atas fasa tunggal atau fasa multiple. Material keramik dicampur atau dipadukan dari macam – macam pilihan untuk mengoptimalkan sifat fisik atau mekanik, proses atau fabrikasi. Pemilihan individu dapat dikombinasikan untuk macam- macam mikrostruktur yang mungkin untuk macam – macam reaktivitas kimia. Untuk itu, pengujian seharusnya dikonduksikan pada material keramik yang mungkin umum digunakan dalam service. Idealnya, sample pengujian seharusnya dipreparasi dari prsediaan, bidang dan nama dagang yang sama atau equivalent nyata dari material keramik untuk digunakan dalam service dan metode proses manufacturing dan fabrikasi yang sama.
2.2 bentuk dan ukuran dari sample pengujian yang mungkin bermacam – macam perkembangan pada bentuk produk dari material keramik untuk dievaluasi. Sensitivitas besar untuk menentukan rasio korosi uniform acak yang berisi sample pengujian yang mempunyai rasio luas permukaan yang tinggi untuk volum. Bagaimanapun pengujian merupakan bagian prosedur yang biasanya dilakukan.
2.3 Sebagai produksi permukaan mungkin diperlihatkan perbedaan ketahanan korosi dimana permukaan diexpose dari dalam material keramik. Untuk itu, ketika kemungkinan, semua sample pengujian sudah harus dikondisikan permukaan umum dan akhir. Tepi persegi seharusnya dihindarkan untuk banyak material keramik, kecuali kalau ada permintaan khusus, karena kecenderungan material brittle untuk spall atau berkeping.
2.4 Sampel pengujian corosi multi seharusnya digunakan. Jika kadar penyebarannya tinggi dalam kemampuan korosi material keramik yang diprediksi atau dicatat, anggta sample pengujian seharusnya meningkat untuk memperbaiki manfaat statik data pengujian, tetapi minimum tiga kali per periode waktu harus dipertimbangkan.
2.5 Sampel pengujianharus dibersihkan kontaminasi permukaan, lmak dan sebelum diminyaki untuk diexpose. Metode yang sama dari pembersihan dikembangkan pada karakteristik material keramik khusus.
a. Material keramik non porosseharusnya dibersihkan terlebih dahulu dengan air sabun atau sebuk pembersih tidak kental berisi abrasive ringan yang lebih lembut dari pada keramik. Ini seharusnya diikuti oleh pelumasan dengan nonchlorinated, volatile solvent seperti acetone dan udara kering.
b. Material keramik poros mungkin menyerap uap dan partikel zat kecil yang lembut, sehingga dibersihkan hanya dengan volatile solvent seperti acetone yang lebih banyak digunakan. Pelarut harus mengikuti penguapan lengkap sebelum dipertimbangkan. JIka pembersihan, grinding atau finishing harus dilaksanakan pada sample pengujian yang seharusnya dibersihkan dengan suitable solvent dan agitasi ultrasonic yang diikuti dengan pengeringan dalam oven sampai semua uap atau pelarut menghilang. Suhu oven sedikit diatas titik boiling solvent tepat menyajikan suhu yang tidak merubah produk korrosi untuk insoluble hard coating. Sample pengujian seharusnya dipertimbangkan setiap beberapa jam ketika dikeringkan sampai tidak menurunkan berat yang diserap.
2.6 Poros terbuka meningkatkan sample pengujian luas permukaan. Untuk material keramik sudah membuka poros, prosedur dijelaskan dalam ASTM C 373 yang mungkin dibutuhkan untuk menentukan sejumlah interconnected porosity ekspose luas permukaan yang sebenarnya dapat dibuat.
2.7 Setiap sample pengujian seharusnya dipertimbangkan kebersihan dan pengeringannya, tetapi sebelum di ekspose untuk lingkungan korosif, ditentukan berat inisialnya (W1).
2.8 Jika uap dan pelarut tidak diuapkan sempurna, berat sebenarnya dari sample pengujia akan menurun pelan dengan waktu. Untuk mengecek kemungjkinan ini, sample pengujian seharusnya sitimbang kembali sampai berat tetap yang ditentukan. Untuk meminimalkan kemungkinan penurunan berat hasil dari penguapan, material keramik dengan poros terbuka harus dikeringkan pengering sebelum ditimbang.




Bagian III : Pengujian Alat




3.1 Terdapat beberapa tipe pengujian bejana yang dapat digunakan untuk mengadakan pengujian pencahayaan sample pengujian keramik . Untuk bagian yang lebihdigunakan untuk pengujian logam petunjuk seperti pewralatan diberikan dalam ASTM G 31 dan NACE standar TM 0169 untuk pengujian di tekanan lingkungan dan suhu sedang tinggi. Untuk pengujian di kondisi suhu dan tekanan tinggi, autoclave ditunjakan dalam ASTM Standar G 111 yang harus digunakan. Umumnya standar tersebut menunjukan perhatian untuk perlambatan dari pengujian vessel. Dalam beberapa keadaan, Pengujian vessel diberi garis dengan nonlogam, ketahanan korosi material untuk meminimalkan korosi dari pengujian vessel. Bagaimanapun, hanya harus digunakan dengan pengertian potensial korosi yang penuh dan lingkungan yang membantu karakteristik cracking garis material dalam uji lingkungan.
  1. Pengujian vessel dan peralatan internal seharusnya tahan korosi dalam pengujian lingkungan dan seharusnya tidak melarutkan kontaminasi dalam pengujian larutan yang mana mungkin mempengaruhi hasil pengujian. Karena material keramik sewaktu – waktu dievaluasi dalam lingkungan korosifitas tinggi, kontaminasi tidak mungkin dihindari. Dalam keadaan ini, Kadar kontaminasi harus ditentukan dan dilaporkan.
3.2 Mengontrol pengujian vessel harus memperhatikan suhu dan tekanan tertutup yang mungkin untuk merencanakan kondisi operasi. Apalagi, preparasi pengujian vessel mungkin dimasukan aerasi, deaerasi agitasi dan atau perlengkapan pengujian lingkungan.
3.4 Sampel pengujian keramik harus diisolasi dari sample pengujian yang lain, pelengksp dan permuakaan pengujian vessel secara elektrik nonkonduksi dan ketahanan korosi peralatan dan pengaturan jarak.
3.5 Jika kontaminasi dari sample pengujian yang lain dapat mempengaruhi hasil, hanya satu tipe sample pengujian keramik harus ditempatkan dalam pengujian vessel tunggal.



Bagian IV : Kondisi permuikaan terekspose


4.1 Kondisi pengujian laboratorium harus disimulasikan pelayanankan sebaik mungkin. Ini diperlukan perhatian yang baik untuk pemilihan sekitar lingkungan kimia dengan suhu, tekanan, aerasi, deaerasi, agitasi atau variable lain.
a. Analisis lingkungan kimia untuk mayoritas pemilihan material keramik keduanya sebelum dan sesudah diekspose dapat disediakan informasi berharga pada rasio korosi atau luluhan, khususnya jika rasio korosi uniform bermacam – macam tidak terbukti digunakan
4.2 Jika lingkungan pengujian tercampur atau tidak tercampur oleh sparging, gelembung gas tidak harus tidak bergeser langsung pada sample pengujian kecuali maksud khusus dari pengujian untuk memeriksa kondisi ini.
4.3 Efek agitasi dan kondisi aliran pada korosi dapat diperoleh penggunaan stirring, pipa aliran atau pancaran tubrukan, berkembang pada maksud khusus pengujian.
4.4 Petunjuk untuk lingkungan pengujian diberiakn dalam ASTM G 31 dan ASTM G 111 harus dimanfaatkan ketika dipakai untuk mencapai reproduksi dan kondisi lingkungan yang relative stabil selama periode perngujian diekspose.
4.5 Bagian yang cukup memadai dari permintaan periode pengujian yang diekspose mempertimbangkan beberapa factor. Periode pengeksposekan harus cukup lamauntuk menetukan akurasi umum dan efek korosi local. Salah satu cara untuk mengekstimasi Periode ekspose (dalam jam) untuk memperoleh rasio korosi umum, dalam mm/tahun (atau dibagi 2.000 oleh mpy), diijinkan untuk akurasi yang cukup dari ukuran reasio korosi. Ketelitian skeala penimbangan Juga harus diperhatikan . Untuk hasil yang baik, tahap yang harus diberikan untuk memastikan berat yang hilang lebih besar dari 5 – 10 kali skala sesolusi. Infoemasi pada korosi local mungkin diberikan periode pengekspose yang panjang. Rencana waktu pengujian yang di jelaskan dalam NACE standar TM 0169 juga disediakan pengggunaan dasar untuk efek pemisahan dari perubahan larutan pengujian korosifitas dan ketahanan korosidari sample terhadap waktu.
4.6 Perubahan dalam komposisi atau penampilan dari larutan pengujian selama waktu pengujian harus dicatatdan dilaporkan jika pertimbangan penting pada efek dalam rasio korosi atau serangan korosi alami.
4.7 Rasio volume larutan pengujian untuk sample pengujian luas permukaan harus cukup besar untuk menghindari pengaruh korosivitas larutan uji oleh penipisan komponen korosi atau dengan akumulasi produk korosi dalam larutan uji. Untuk material perusak aktif, suatu ekstimasi untuk rasio volume uji larutanuntuk sample pengujian luas permukaan paling sedikit 40 mL/cm2 (260 mL/in2).


Bagian V : Post – test pembersihan sample uji


5.1 Bilas dan keringkan. Setelah menyelesaikan pengeksposesan pengujian sample uji harus dijauhkan dari lingkungan uji dan pencahayaan tetapi secaran menyeluruh dibilas dalam air suling untuk menghilangkan kerusakan dari permukaan sample uji, hati – hati tidak untuk mengganggu pengikut produk korosi. Diikuti pembilasan, sample uji harus dibilas dan dikeringkan bahan pelarut.
5.2 Penimbangan. Sebelum dibersihkan, penampilan mikroskopik sample uji dibilas dan dikeringkan harus didokumentasikan dan berat sample uji harus ditentukan.
  1. Gambar sample uji sebelum dan sesuydah dibersihkan sangat digunakan dalam dokuentasi Korosi.
5.3 Pembersihan. Metode embarsihan berikut harus dipilih untuk dihilangkan sebagai besar produk korosi dan material keramik bebas kalau mungkin tanpa menghilangkan gema material keramik atau menyebabkan bahaya lebih lanjut untuk korosi permukaan. Produk korosi yang memungkinkan menyisakan poros keramik.
a. Jika metode pembersihan menduga kehilangan sound material kerami, sample pengujian tak terekspose “blank” harus dibersihkan dalammetode pembersihan dalam pernyataan untuk menentuklan koreksi kehilangan berat menggunakan metode yang umum.
b. Sampel uji mungkin dibersihkan secara kimia menggunakan bahan kimia yang diketahui tidak korosif untuk material kermik dalam uji atau lapisan dalam subtrate jika Keramik di coating. Seperti bahan kimia yang harus dibilas sempurna setelah dibersihkan.
c. Sampel uji mungkin dibersihkan secara mekanik menggunakan peralatan dan teknik seperti pembersih ultrasonic, bristle brushe, wire brushe, blok abrasive mild, sebuk scouring atau permukaan blasting dengan media lunak seperti walnut shell, corn cobs, atau sodium bikarbonat.
d. Elektrolit pembersih yang mungkin digunakan untuk konduktivitas elektrik sample uji. Sampel uji harus dinormalkan pembersihan mekaniknya untuk dihilangkan sebelum kehilangan deposit untuk pembersihan elektrolit. Sampeluji harus dihubungkan sebagai katoda dan larutan pembersih elektrolit tidak harus berisi
5.4 Penimbangan. Setelah dibersihkan dan dikeringkan, Berat sample uji (W3) harus ditentukan.


Bagian VI : Penjumlahan Rasio Korosi


6.1 Beberapa penentuan digunakan dalam evaluasi uji korosi yang diekspose. Lebih umum rasio korosi uniform rata – rata, dinyatakan dalam millimeter per tahun (mm/y) dalam satuan SI atau mil per tahun (mpy) dalam satuan English, menggambarkan kelilangan dimendi terhadap waktu. Data normal ditentukan untuk masa jenis, ekspose luas permukaan dan durasi pengujian, yang mana sangat mempertinggi keperluan data pengujian dan fasilitas yang digunakandalam aplikasi teknik dalam service hidup dibutuhkan untuk estimasi selama pembentukan korosi uniform.
a. Rasio korosi rata – rata dalam mm/y (mpy) dibrikan kehilangan berat yang harus ditentukan menggunakan Rumus (1)
CR = (K x W) / (Ax T x D)
Dimana:
K = Konstanta (8,76 x 104 mm/y atau 3,45 x 106 mpy)
W = Berat yang hilang dari sample uji dalam gram = W1 – W3 dalam gram
A = Luas permukaan sample uji dalam cm2
T = Waktu dalam jam
D = Massa Jenis dalam g/cm3
v Rasio korosi uniform rata – rata diberikan dalam rumus (1)rasio penetrasi utama perusakan material uniform. Keramik berporos mungkin digunakan untuk perkiraan penting korosi internal untuk menentukan Rasio korosi secara penuh. Suatu cara praktis untuk membuat tipe ii diestimasikan untuk membagi berat yang hilang, W, oleh berat jenis asli, D, dijumlahkan volume total material yang hilang. Volume tersebut seharusnya sama dengan perubahan dalam jumlah volume dari ukuran perubahan dalam internal dimensi. Jika perubahan dua volume berbeda ukuran. Korosi internal memerlukan tempat dan jumlah rasio korosi yang dapat ditentukan.
v Ketikakorosi internal dihatrapkan atau diketahui terjadi, korosi material korosi mungkin dilaporkan dalam satuan g/cm2/y. Nilai ini dapat diperoleh penghilanganmasa jenis dari rumus (1) dan disesuaikan nilai konstanta (K) untuk dirubah hanya dalam satuan waktu.
b. Berat skala produk korosi yang diikuti pada sample uji permukaan digunakan parameter, terutama ketika membandingkan tingkah laku dua atau lebih material keramik dalam lingkungan uji yang sama atau untuk memperkirakan besarnya produk korosi yang dihasilkan pada produk murni atau operasi hilir yang lain. Skala mberat harus ditentukan menggunakan rumus (2)
Wsc = W2 – W3
Dimana :
W2 = Berat sampeluji merusak sebelum dibersihkan
W3 = Berat sample uji merusak setelah dibersihkan
6.2 Dalam Keadaan ini dimana korosi pada sample uji nonuniform, menentuka rasio korosi local juga penting sebagai suplemen untuk rasio korosi rata – rata. Dalam keadaan maksimum korosi local harus diperkirakan penggunaan ukuran keadaan atau teknik mikroskopik yang cocok. Ketika korosi local diamati, menentukan rasio korosi local maksimumharus dibuat menggunakan kelompok relevan secara statistic keadaan ukurannya.Untuk itu, rasio korosi local mungkin berbeda pada permukaan sample uji yang berbeda.
a. Rasio korosi local maksimumharus jumlahkan dari penentuak ukuran maksimumdan diekspose 2waktu yang digunakan Rumus (3)
LCR = Am / T [=] mm/year
(atau satuan waktu lain yang tepat)
v Perawatan harus dicoba dalam penggunaan rasio korosi local karena beberapa factor penuruna relative untuk korosi local. Kearena periode incubasi untuk inisiasi korosi local selama bagian inisiasi pengujian, rasio actual yang mungkin lebih besar dari pada rasio rata – rata yang ditentukan akibat keadaan pembagi oleh waktu ekspose. Yang kedua, rasio actual untuk korosi local mungkin meningkat atau menurun dengan waktu. Untuk perkiraan penuh rasio korosi local, maksimum rasio korosi local harus diperkirakan pada hasil pengujian korosi multi yang beragam durasi pengujian.
b. Kehadiran korosi local mungkin menghasilkan serangan khusus pda fasa atau batas fasa material keramik. Pemeriksaan mikroskopik yang baik sample uji merusak dan kilap dan mengetsa bagian lintasam yang digunakan dalam pengindentifikasian tingkah laku tipe ini.


Bagian VII : Laporan Hasil Pengujian


7.1 Data yang digunakan dari sample pengujian keramik harus dilaporkan untuk memperkirakan parameter dokumen mayor dengan evaluasi material pengujian, sample pengujian, lingkungan pengujian, prosedur pengujian dan tempat pengujian.
7.2 Pengujian material keramik
a. Penandaan grade atau komposisi material keramik
b. Nama dagang
c. Penandaan panas, bidang atau jumlah
d. Kekerasan
e. Sifat mekanik yang lain
f. Tahap pemrosesan material
g. Masa jenis
h. Porositas, Juka diketahui ata ditentukan
7.3 Sampel pengujian keramik
  1. Dimensi
  2. Metode fabrikasi dan Preparasi
  3. Permukaan akhir, sebagai fabrikasi
  4. Mengekspose luas permukaan
7.4 Lingkungan pengujian
  1. Komposisi Kimia
  2. Sumber
  3. Pengotor dan konsentrasi
  4. Tekanan
  5. Suhu
  6. Kondisi agitasi atau aliran
  7. Volum larutan korosif
  8. Perubahan dalam komposisi larutan korosif
7.5 Prosedur pengujian
  1. Tipe pengujian vassel dan material yang digunakan
  2. Tipe peralatan yang digunakan
  3. Prosedur Aerasi dan deaerasi yang digunakan
  4. Penambahan larutan atau atmosfir pengujian, Jika diguakan
7.6 Evaluasi sampel pengujian
  1. Hasil pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik (Sebelum dan sesudah dibersihkan)
  2. Penentuan berat yang hilang
  3. Penentuan skala berat
  4. Ukuran, kedalaman dan distribusi korosi lokan.
  5. Rasio korosi uniform rata – rata.
  6. Hasil analisis permukaan atau bagian yang terbesar
  7. Rasio korosi local maksimum
  8. Rasio kekuatan patah.

4 komentar:

  1. Salam Hormat, Salam Senyum Kanggo Sedulur Kabeh
    Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Perkenalkan, Saya H.M.Jamil,SQ,MPd ingin meminta dukungan Saudara dalam pemilihan Caleg DPR RI PPP 2009 Dapil Kebumen, Banjarnegara & Purbalingga.
    Semoga bermanfaat bagi kita semua.
    Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

    BalasHapus
  2. Salam Hormat, Salam Senyum Kanggo Sedulur Kabeh
    Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Perkenalkan, Saya H.M.Jamil,SQ,MPd ingin meminta dukungan Saudara dalam pemilihan Caleg DPR RI PPP 2009 Dapil Kebumen, Banjarnegara & Purbalingga.
    Semoga bermanfaat bagi kita semua.
    Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

    BalasHapus
  3. Salam Hormat, Salam Senyum Kanggo Sedulur Kabeh
    Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Perkenalkan, Saya H.M.Jamil,SQ,MPd ingin meminta dukungan Saudara dalam pemilihan Caleg DPR RI PPP 2009 Dapil Kebumen, Banjarnegara & Purbalingga.
    Semoga bermanfaat bagi kita semua.
    Salam Hangat buat Keluarga Anda
    Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

    BalasHapus
  4. Salam Hormat, Salam Senyum Kanggo Sedulur Kabeh
    Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Perkenalkan, Saya H.M.Jamil,SQ,MPd ingin meminta dukungan Saudara dalam pemilihan Caleg DPR RI PPP 2009 Dapil Kebumen, Banjarnegara & Purbalingga.
    Semoga bermanfaat bagi kita semua.
    Salam Hangat buat Keluarga Anda
    Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

    BalasHapus